Silaturahmi Kokohkan Persatuan, Paul Baja M Siahaan Kenalkan Rumah Aspirasi Kepada Masyarakat Deli

Di lokasi ini, Paul Baja M Siahaan didampingi sang istri Paulina Br Simbolon dan politisi senior Ramses Simbolon bertemu dengan para tokoh masyarakat. Sedangkan masyarakat berasal dari berbagai kalangan mulai dari Tokoh Adat, Tokoh Agama dan kalangan pemuda.

“Saya hadir disini memperkenalkan apa itu Rumah Aspirasi Paul Baja M Siahaan. Rumah yang menjadi tempat bagi siapa saja untuk boleh datang menyampaikan aspirasi atas berbagai persoalan yang ada untuk kita cari solusinya secara bersama,” kata Paul Baja M Siahaan mengawali sambutannya.

Pengusaha muda yang kini bergelut dalam dunia politik ini menjelaskan, kehadiran Rumah Aspirasi merupakan salah satu wujud dari perintah Ketua Umum PDI Perjuangan yang meminta agar seluruh kader mereka turun bertemu masyarakat dan menampung seluruh aspirasi mereka. 

“Tentu saja, aspirasi ini akan menjadi masukan penting bagi partai dalam memformulasikan kebijakan agar tetap sesuai dengan garis partai selaku partainya wong cilik. Suara kita akan diakomodir lewat rumah aspirasi, jadi setelah kegiatan ini jangan sungkan untuk datang ke Rumah Aspirasi Paul Baja M Siahaan. Ada di Jalan Sei Serayu Medan, ada Serdang Bedagai di Jalan Besar Medan-Tebing dan akan terus kita buka untuk menampung aspirasi rakyat,” ujarnya.

Paul Baja berkisah mengenai alasannya terjun ke dunia politik. Pada awalnya sosok dermawan ini mengaku banyak bergelut pada bidang sosial lewat pemberian bantuan pada gereja, sekolah-sekolah, panti asuhan hingga kegiatan sosial lainnya. Aksi sosial ini menurutnya menjadi sebuah kegiatan setelah dirinya merasa cukup mapan dalam mengembangkan perusahaannya dibidang perkebunan kelapa sawit yang sudah digelutinya selama 30 tahun.

“Saya sempat mempertimbangkan, jalur mana yang tepat untuk dapat berbagi dengan masyarakat lebih luas. Apakah 100 persen terjun ke dunia sosial, atau saya mengambil jalur alternatif memperjuangkan masyarakat lewat jalur politik. Akhirnya, setelah banyak mendengar masukan dari para tokoh, saya memutuskan bergabung dengan partai politik. Karena lewat itulah ada peluang untuk berbuat lewat pembuatan kebijakan yang sifatnya universal,” ungkapnya.

Namun kepada ratusan masyarakat yang hadir, Paul meminta agar kehadirannya tidak dianggap sebagai kampanye politik berkaitan dengan pencalonan sebagai anggota legislatif pada pemilu 2024. Sebab, urusan pencalonan tersebut menurutnya menjadi urusan internal partai.


“Saya memang sudah niatkan tetap berbuat dulu kepada masyarakat. Saya turun, saya bantu apa yang bisa saya bantu. Karena selama ini, semakin saya memberi saya semakin merasa terpanggil untuk berbagi dan melayani. Saya berkeyakinan semakin kita berbagi, kita juga akan semakin diberkati,” pungkasnya.

Sementara itu, Ramses Simbolon dalam testimoninya mengatakan sosok Paul baja M Siahaan merupakan sosok dermawan yang selama ini banyak berdonasi untuk kegiatan amal seperti membantu yayasan pendidikan maupun panti asuhan.

“Saya bersaksi untuk itu, bahwa ada yayasan yang kami kelola yaitu Karya Murni yang menampung para anak yatim dan berkebutuhan khusus. Beliau ini menjadi donatur tetap untuk operasional yayasan tersebut,” ungkapnya.

Kehadiran Paul Baja M Siahaan dan Istri serta rombongan mendapat sambutan hangat dari masyarakat yang hadir. Tokoh agama, Pastor Damanik dari Stasi St Yosep Ramunia bahkan mengapresiasi niat Paul yang masuk ke politik karena dorongan keinginan berbagi yang begitu kuat. 

“Terima kasih untuk saling berbagi cerita dan bertukar pikiran bersama kami disini. Kiranya pertemuan ini membawa hal yang baik bagi kita umat disini, semoga senantiasa dapat saling mendukung dan bekerjasama satu dengan yang lain untuk kebaikan,” sebutnya.

Hal yang sama disampaikan tokoh masyarakat Op Katrin Sihotang. Menurutnya, sikap tulus dari hati yang diutarakan Paul hendaknya diwujudkan dalam membantu masyarakat keluar dari berbagai permasalahan hidup.

“Kami hanya bisa berdoa agar apapun yang bapak inginkan dapat terwujud, semoga Tuhan memberkati keinginannya,” pungkasnya. (Gung)